PENYULUHAN BERMAIN TERAPEUTIK PADA ANAK DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID – 19 DI WILAYAH RT 07 RW III KELURAHAN NGIJO KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.55606/pkmsisthana.v3i1.38Keywords:
Penyuluhan, pandemi covid-19, bermain therapeutikAbstract
Pandemi covid-19 memaksa anak-anak untuk stay di rumah untuk menghindari penularan. Hal ini membuat anak menjadi bosan dan jenuh yang berakibat stress pada anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mendampingi anak-anak selama di rumah. Peran orang tua di masa Covid-19 adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang, dan pengawas bagi anak-anak. Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Salah satu peran khusus yang harus dilakukan orang tua adalah bermain bersama anak. Bermain merupakan kebutuhan dasar anak dan menjadi momen yang penting bagi perkembangan anak. Bermain terapeutik bertujuan untuk meningkatkan kesehatan emosi pada anak. Melalui bermain terapuetik seorang anak dapat mengekspresikan perasaan emosi dan membantu anak mengurangi ketakutannya. Peran orang tua menjadi lebih besar dalam mendampingi anak bermain selama di rumah. Perawat anak memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan orang tua mendampingi anak secara maksimal untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tim pengabdian masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro berupaya untuk memberikan edukasi tentang bermain therapeutik pada anak selama masa pandemi covid-19 yang sasarannya adalah ibu-ibu yang mempunyai anak Balita. Hal ini dilakukan berdasarkan Analisa munculnya permasalahan pada anak-anak yang merasa bosan dan jenuh dan berakibat stress pada anak dan kebingungan ibu dalam memberikan permainan yang tepat untuk anak selama masa pandemi covid ini. Edukasi yang diberikan melalui penyuluhan dengan memberikan pengetahuan tentang permainan yang dapat diberikan kepada anak selama masa pandemi covid-19. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Dikarenakan masa pandemic covid-19, dimana tidak diperbolehkan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak, maka penyuluhan diberikan lewat zoom meeting. Hasil dari penyuluhan ini ibu-ibu merasa puas dan senang mendapatkan pengetahuan tentang bermain therapeutik untuk anak selama masa pandemic covid-19 dan semuanya mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan. Anak-anak juga merasa senang dan stress pada anak berkurang.
References
Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, N.,
& Rubin, G. J. (2020). The psychological impact of quarantine and how to reduce it: Rapid review of the evidence. The Lancet, 395(10227), 912–920. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30460-8
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Wong’s essential of pediatric nursing (9th ed.). St. Louis: Mosby Inc.
Kulman, R. (2020). How much time should kids spend playing video games during
COVID-19? Retrieved June 22, 2020, from Psychology
Today website: https://www.psychologytoday.com/us/blog/screen-play/202004/how-much-time- should- kids-spend-playing-video-games-during-covid-19
Kurniati, E., Alfaeni, D. K. N., & Andriani, F. (2020). Peran orang tua dalam mendampingi anak di masa Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241–256. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
South Africa Play Therapy International. (2013). A Definition of Therapeutic Play. Retrieved June 22, 2020, from South Africa Play Therapy International website: http://www.saplaytherapyinternational.org.za/therapeuticplaydefinition1.html
Sprang, G., & Silman, M. (2013). Posttraumatic stress disorder in parents and youth after health- related disasters. Disaster Medicine and Public Health Preparedness,
7(1), 105–110. https://doi.org/10.1017/dmp.2013.22
Subarto. (2020). Momentum keluarga mengembangkan kemampuan belajar peserta didik.
ADALAH Buletin Hukum & Keadilan, 4, 13–18.
Wang, G., Zhang, Y., Zhao, J., Zhang, J., & Jiang, F. (2020). Mitigate the effects of home confinement on children during the COVID-19 outbreak. The Lancet, 395(10228),
945–947. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30547-X