OPTIMALISASI KESEHATAN JIWA REMAJA MELALUI KONSTRUKTIF DEFENSE MECHANISM
DOI:
https://doi.org/10.55606/pkmsisthana.v1i2.28Keywords:
Remaja, defense mekanism, kesehatan jiwaAbstract
Remaja adalah masa transisi usia dimana seseorang belum dikatakan dewasa namun bukan lagi seorang anak. Remaja akan fase pencarian identitas diri, gejolak hormon, dan tekanan yang besar dari sekolah serta lingkungan sekitarnya. Proses pematangan fisik yang terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial) menyebabkan remaja harus menghadapi perubagan fisik, kognitif dan emosional yang dapat menimbulkan kondisi stres dan memicu perilaku unik pada remaja.
Perilaku –perilaku yang dimunculkan oleh remaja untuk menghadapi kondisi stres seperti cemas, depresi, merokok, menjadi anak jalanan, adiksi game, kekerasan, penyalahgunaan obat, sampai bunuh diri.
Bunuh diri merupakan kematian no.2 terbanyak di dunia pada usia 15 – 29 tahun (WHO, Preventing Suicide, 2014), 350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan penyebab disabilitas utama di dunia. (WHO, Depression, 2012). Gangguan mental emosional: gejala depresi dan anxietas pada usia ? 15 tahun sebesar 6% atau sebesar > 14 juta jiwa Gangguan jiwa berat (Psikosis): gejala psikosis sebesar 1,7/1000 atau sebesar > 400.000 jiwa.
Salah satu penyebab dari timbulnya gangguan mental emosional sampai akhirnya mengalami psikotik adalah karena remaja tidak mampu dalam beradaptasi pada masa transisi atau dalam menghadapi perubahan kehidupannya. Secara alamiah sebenarnya apabila tubuh baik fisiologis maupun psikologis terpapar oleh suatu stressor atau tekanan atau keadaan yang tidakpasti tubuh akan melakukan suatu mekanisme untuk mempertahankan kondisi tubuhnya seperti semula. Bentuk dari pertahanan diri seseorang berbeda sesuai dengan mekanisme psikis yang diperlukan untuk beradaptasi dengan relitas eksternal.Defence mekanisme yang positif /konstruktif akan membangun jiwa remaja menjadi pribadi yang handal dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang dapat dibanggakan untuk keluarga, masyarakat dan negara. Kesehatan jiwa remaja merupakan hal penting dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa tidak ternilai.
References
Budi Anna Keliat dan Jesika Pasaribu.2016. Prinsip dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa stuart, Edisi Pertama.Singapura. Elsevier.
Undang-Undang Repubik Indonesia tentang Kesehatan Jiwa tahun 2014.
Afifah, Imroatul, kenali Gejala gangguan Jiwa sejak Dini, http
://www.bersosial.com/threads/aplikasi-sehat-jiwa.27970/ diakses pada tanggal 2 April 2016.
R suryaningrum, Endang, Gambaran Mental Health Literacy Kader Kesehatan, Insan Vol. 14 No. 03 Desember 2013.
Rasmun, 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri terintegrasi dengan
Keluarga. Cetakan II, Sagung Seto. Jakarta
Idaiani Sri, Suhardi, antonius Yudi. 2009. Analisis Gejala Gangguan Mental emosional Penduduk Indonesia. Maj. Kedokt Indon, Volum : 59, Nomor : 10, Oktober 2009.
Stuart Wiscarz, 2013. Principle and Practise of Psychiatric Nursing, 10th Edition, Mosby.
Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi. Teori dan pohon masalah keperawatan, edisi pertama, Sagung Seto. Jakarta.
Masalah Kesehatan Mental Emosional Remaja. http:www.idai.0r.id/artikel/seputar- kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mental-emosional-remaja. Diakses pada tanggal 28 Desember 2018