Gambaran Kualitas Partikel Debu Respirable Pada Karyawan Pengrajin Perahu UD. Aira Fiberglass Di Dusun Kalauli Negeri Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah
DOI:
https://doi.org/10.59680/medika.v2i2.1169Keywords:
Respirable, Employees, UD Boat Craftsmen. Aira FiberglassAbstract
According to WHO, the size of dust particles can range from 0.1-5 or 10 microns, while the Indonesian Ministry of Health suggests that the size of dangerous dust is in the range of 0.1-10 microns. Based on the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 13 of 2011 concerning the threshold value for chemical factors in places where the maximum dust content in the workplace is 3mg/Nm3 (WHO 2018). This research aims to determine the dust levels at UD. Aira Fiberglass in Kalauli Hamlet, Kaitetu District, Leihitu District, Central Maluku Regency. The type of research used is descriptive research supported by laboratory examinations to see the results of measuring exposure to Respirable dust in UD Furniture. Aira Fiberglas, Leihitu District, Central Maluku Regency. Based on the results of research on dust measurements, it can be concluded that the dust on UD furniture. Aira Fiberglass examined at the Maluku Occupational Safety and Health Development Center UPTD, 70% met the requirements and 30% did not meet the requirements. Based on the results of research on dust measurements, it can be concluded that there are employees who have dust levels that exceed the Threshold Limit Value (NAB). ) 3. For this reason, efforts are needed to improve the work environment, especially ventilation and education on PPE (masks) for employees.
References
Aditama. (2002). Kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta: UL Press.
Agusnar, T. (2008). Pencemaran udara dan pengaruhnya terhadap gangguan saluran pernapasan. Airlangga Universitas Press, Surabaya.
Aji, et al. (2012). Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi akumulasi nitrogen monoksida dan dioksida di udara Pekanbaru. Komunikasi Fisika Indonesia.
Arifin, & Sukoco. (2009). Analisis risiko kesehatan lingkungan kadar NO2 serta keluhan kesehatan petugas pemungut karcis tol. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), Januari 2018, 116-126.
Arjani. (2011). Gambaran partikel debu PM2.5 dengan keluhan kesehatan pada karyawan perpustakaan Kapus B Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(2), Juli 2016.
Budiyono. (2011). Pencemaran udara: dampak pencemaran udara pada lingkungan. Jurnal Lapan: Berita Dirgantara, 1.
Candara Sari. (2013). Dukungan kualitas udara dalam ruangan dengan keluhan penghuni lembaga permasyarakatan kelas II A Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Lingkungan, (1), Juli 2013, 21-25.
Depkes RI. (2004). Analisis risiko kesehatan lingkungan kadar NO2 serta keluhan kesehatan petugas pemungut karcis tol. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), Januari 2018, 116-126.
Dirjen P2PL Kemenkes RI. (2012). Hubungan karakteristik pekerja dan kadar debu total dengan keluhan pernafasan pada pekerja industri X di Kabupaten Munajan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1, Universitas Airlangga Surabaya.
Fardiaz. (2012). Hubungan antara kadar debu, masa kerja, penggunaan masker dan merokok dengan kejadian pneumokoniosis pada pekerja pengumpul semen di unit pengantongan semen PT. Tonasa Line Kota. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5(2b), April 2015.
Fitria, L. (2008). Kualitas udara dalam ruang perpustakaan Universitas "X" ditinjau dari kualitas biologi, fisik dan kimiawi. Makalah Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.
Ida. (2019). Pengukuran perbedaan paparan debu pada pekerja penggilingan pada pregolan Desa Jetis Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah pemasangan local exhaust ventilation.
Kemenkes. (2002). Gambaran paparan debu dan fungsi paru pada pekerja pembuatan perabot rumah tangga DICV Kochi Sohor Terjun Medan.
Morey, et al. (1991). Hubungan karakteristik pekerja dan kadar debu total dengan keluhan pernafasan pada pekerja industri kayu X di Kabupaten.
Mur. (2009). Identifikasi kadar debu di lingkungan kerja dan keluhan subyektif pernafasan tenaga kerja bagian-bagian finis mil. Journal of Occupational Safety and Health.
Pudjiastuti, W. (2003). Modul pelatihan bagi fasilitator kesehatan kerja pusat kesehatan kerja Departemen Kesehatan RI, Jakarta. http://eprints.dinus.ac.id.pdf (diakses 29 Maret 2013).
Purba, E. Y. (2013). Gambaran paparan debu dan fungsi paru pada pekerja pembuatan perabot rumah tangga di CV Kochi Sohor Terjun Medan.
Sarudji, D. (2010). Kesehatan lingkungan. Bandung: Karya Putra Darwati.
WHO. (2018). Exposure to air pollution: A major public health concern. International Journal of Environmental Research and Public Health.
Widagdo, S. (2009). Kualitas udara dalam ruang kerja. Sigma Epsilon, 1(3), Agustus 2009, 86-89.
Yulaekah, S. (2007). Paparan debu terhirup dan gangguan fungsi paru pada pekerja industri batu kapur. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Zaen. (2015). Faktor risiko kelainan faal paru pekerja wanita penyapu jalan di Jalan Ahmad Yani Kota Surabaya. Skripsi, Universitas Airlangga.
